hari itu hari pertama kita bertemu. Setelah kita saling mengenal lewat SMS. Kau terus memandangiku yang
hanya diam dengan sikap polosku. Aku hanya diam saat kau tersenyum padaku. Saat
itu aku masih benar-benar polos, aku masih lugu untuk mengenal lelaki. Dari beberapa
pertanyaan kau ajukan padaku. Aku hanya menjawabnya dengan lirih hingga kaupun
tertawa gemas mendengar suaraku. “Rin, aku cinta sama kamu”. Oh Tuhan apa yang
ia katakan tadi?. Seriuskah dia? Dia masih sekecil aku, apakah dia bisa
merasakan sebuah cinta?. Berjuta pertanyaan terlintas di otakku. Aku hanya
diam. Aku masih belum mengerti apa maksudnya. “Rin, kamu mau kan jadi pacarku?”
aku tetap diam. Aku tak tau harus berkata apa. Kami masih kelas 1 smp yang
harusnya belum memikirkan pacaran. Bibir ini seakan terkunci, aku benar-benar
tak tau harus menjawab apa. Hingga hampir setengah jam kita saling diam.
“yaudah, aku kasih waktu sampai besok. Kita bertemu lagi disini yha?” diapun
berlalu mengayuh sepedanya meninggalkanku yang masih diam. Kupandang dia yang
telah jauh berlalu. Akupun ikut mengayuh sepedaku meninggalkan tempat itu untuk
pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, aku terus
saja memikirkan kejadian yang barusan kualami. *Tuhan, aku harus apa? Apa yang
harus ku katakan padanya?*.
Tapi malam itu, aku menerima
sebuah pesan dari cowok itu yang isinya,
Rin, orang tuaku akan pindah ke Jakarta,
aku harus ikut dan meneruskan sekolah disana. Entah kapan aku akan kembali
kesini. Jaga dirimu baik-baik ya?
Besok pagi aku akan berangkat jadi doakan aku
ya?
Entah perasaan apa ini, aku
menangis setelah membaca pesan itu.
Beberapa bulan kemudian dia
kembali menghubungiku, dia menanyakan kabarku dan yang membuatku terkejut dia
masih ingat bahwa aku belum menjawab pertanyaannya dulu.
Tapi sayang, dia terlambat
menanyakan hal itu karena kini aku sudah bersama cowok lain. Aku tau dia sangat
kecewa padaku, aku tak bisa berbuat apa-apa, karena jujur, aku sudah terlanjur
menyayangi kekasihku saat itu. Semenjak saat itu, dia tak lagi menghubungiku,
bahkan nomor hapenya pun sudah tidak aktif lagi.
Hingga kini aku masih ingat
suaranya, kata-katanya, dan caranya menyukaiku :)
Maaf, jika aku pernah
mengecewakanmu.