Sabtu, 15 Juni 2013

Cerita cinta : HILANG BERSAMA SENJA part 2



HILANG BERSAMA SENJA
Part 2
Setahun berlalu setelah kepergian septi, Julian masih saja murung, dia masih belum bisa melupakan seluruh kenangan masa lalunya bersama septi. Hari-hari ia lalui dengan menangis dan bernyanyi di tempat julian bertemu dengan septi untuk yang terakhir kalinya. Tanpa Julian sadari rena selalu mengikuti kemanapun dia pergi. Rena adalah murid baru di sekolah Julian. Dia masih belum mengetahui cerita masa lalu Julian.
Sore itu, seperti biasa Julian selalu datang ke pantai tempat kenangannya bersama septi dulu. Disana Julian menyanyikan sebuah lagu kenangannya, dia menyanyikannya dengan suara parau. Renapun menghampirinya dan menepuk pundaknya. “lian lagi ngapain kamu di sini?” Tanya rena. Julian tampak terkejut dan segera mengusap air matanya “ah nggak ini,,Cuma cari udara segar aja” jawab lian seadanya. “yang benerr..? tapi kenapa tiap hari kamu ke sini? Emang tempat ini ada apanya?” Tanya rena mendesak. Dengan suara yang berat Julian akhirnya menjawab pertanyaan rena “tempat ini tempat bersejarah bagiku”. “bersejarah? Memang ada sejarah apa di tempat ini?” setelah rena selesai dengan pertanyaannya ,Julian meneteskan air matanya dan deengan suara yang berat dia berkata “aku selalu ingat saat itu, dia pergi bersama kepergian senja disini”. “dia,,, siapa yang kamu maksud lian?” tiba tiba Julian memeluk tubuh rena dan diapun menceritakan semua kisah cintanya yang kandas bersama septi. Julian bercerita dengan pipi yang telah basah oleh air mata. Rena ikut menangis mendengar cerita Julian. Dan kini semua pertanyaan rena tentang kesedihan Julian terjawab sudah. Rena sungguh tak tega melihat Julian seperti itu.
malam itu rena menyempatkan diri untuk pergi ke pantai itu. Disana ia menulis sebuah surat kecil untuk di hanyutkan ke pantai. Surat itu bertuliskan,
dear my life story
      pertanyaanku tentang sikap anehnya kini terjawab sudah. Aku masih ingat kejadian tadi. Dia menangis dalam pelukanku. Dia bercerita tentang kekasihnya yang telah pergi menutup mata, kekasihnya tlah pergi meninggalkan dia, tinggal deraian air mata. Ya Tuhan,, Sesungguhnya aku tak rela melihat dia terluka, Julian jadikan aku penggantinya.
Sejak hari itu rena selalu menemui Julian di panai itu dan menemaninya menghapus sedikit dukanya. Hari demi hari rena semakin menunjukkan rasa cintanya kepada Julian. Tapi hingga kini belum ada sedikitpun tanggapan dari julian.
Hingga sore itu rena melihat Julian sedang murung di taman. Renapun menghampirinya “hai,,masih sedih aja!”. “ah,, enggak kok, Cuma lagi keinget aja sama septi”  jawab Julian dengan sedikit senyum kecut di bibirnya. “ayolah lian, septi udah bahagia disana, kalau kamu terus-terusan begini bisa-bisa septi gak bakalan tenang di sana. Mungkin kamu harus buka hatimu untuk orang lain, mungkin dengan begitu bayangan tentang septi akan hilang perlahan-lahan” tutur rena. “maksudmu aku harus cari pacar lagi?”. “iya lian, ayolah masih banyak yang mau denganmu, dan mungkin lebih sempurna dari septi”. “tapi siapa ren?”, dengan perasaan tak menentu rena mengambil kesempatan ini untuk mengajukan dirinya. “bagaimana kalau kau coba denganku?”. “denganmu ren,? Entahlah ren aku masih ragu”. “mengapa tak kita coba saja, ayolah lian,,?”. “baiklah ren, aku akan mencobanya!” rena begitu senang namun Julian mencoba menyembunyikan kesedihannya dalam sebuah senyum palsu.
3 bulan berlalu. Hari-hari mereka lalui bersama tapi tetap saja, Julian belum bisa melupakan septi.
Diapun masih sering pergi ke pantai itu lagi. Hingga akhirnya rena merasa cemburu karena Julian lebih suka pergi ke pantai daripada menemuinya.
Sore itu Julian kembali ke pantai dan menyanyikan lagu itu lagi. Saat lagu hampir selesai tiba-tiba rena datang dan merebut gitar itu dari tangan julian. “sudah cukup Julian, kau harus melupakan septi, kau harus lupakan semua tentangnya, sekarang aku yang lebih butuh perhatianmu bukan septi!”. Julian hanya diam. Dia mencoba meraih gitar itu dari tangan rena. Namun rena berlari ke dalam mobil dan melemparkan gitar itu ke jalanan. Julian pun berlari untuk mengambil gitar itu. Hingga ia tak sadar jika ada mobil melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya.    ’BRAKKKKK’
 Julianpun tertabrak mobil itu dan penabrak itu melarikan diri, tak ada seorangpun disana kecuali Julian yang tergeletak hampir tak berdaya dan bermandikan darah. Tiba-tiba hujan turun dengn derasnya seolah langit ikut bersedih melihat kejadian itu.
 Juian masih tergeletak disana. Dia mencoba meraih gitar yang ada di dekatnya, tubuhnya sudah basah oleh air hujan yang bercampur dengan darahnya. Namun Julian mencoba berjalan. Dengan sisa-sisa tenaganya, dia mencoba berjalan di tengah hujan menuju pantai. Saat itu matahari hampir terbenam. Julian duduk persis di tempat saat dia duduk bersama septi dulu. Dia memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu kenangannya bersama septi ditengah hujan dengan darah yang terus mengucur dari kepalanya. Dia merasa seakan-akan septi sedang bersandar dipundaknya sama seperti saat dulu. Bersamaan dengan terbenamnya matahari Julian pun selesai menyanyikan lagunya dia pun ambruk tak berdaya, dia menatap senja terakhir itu. Air matanya berlinang, namun dia tersenyum penuh arti. Hingga akhirnya senja benar-benar telah hilang dan julianpun menghembuskan nafas terakhirnya.

Cerita cinta : HILANG BERSAMA SENJA



HILANG BERSAMA SENJA

Septi adalah seorang gadis yang terkenal sangat culun di sekolahnya, karena semua temannya menjauhinya Septi tidak punya satupun sahabat di sekolahnya. Siang itu saat jam istirahat Septi pergi ke perpustakaan untuk mengurangi rasa sepi dihatinya. Seperti  biasa Septi selalu mencari buku yang belum pernah ia baca, hingga akhirnya dia menemukan sebuah buku tentang penyakit kanker, Septi memutuskan untuk mengambil buku itu meski buku itu berada pada barisan rak paling tinggi, tapi tetap saja dia tidak mampu mengambilnya. Tiba-tiba seseorang membantunya mengambil buku itu, hingga ia sadari bahwa orang yang membantunya adalah seorang cowok yang super manis. Septi tetap bengong menatap cowok itu, hingga sebuah suara merdu memecahkan lamunannya.
“hey, kok bengong sich,,? Inii bukunya,,!” sambil menyerahkan buku itu  “eh,, ah, iya makasih banget ya,,?” Septi tersenyum gemas melihat wajah manis cowok itu. Hingga disepanjang jalan menuju rumahnya Septi tetap senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi.
Pagi itu seperti biasa saat menuju ke kelasnya Septi harus melalui koridor, dan seperti biasa pula Septi selalu diejek dan dihina oleh anak-anak yang duduk di pinggir koridor itu. Septi mencoba untuk mengabaikan semua suara itu, tapi tiba-tiba ada anak yang melemparinya es krim dan berteriak “Wah,, pass tuhh kena si culunn,” semua anak disana menertawakan Septi, kini septi tak bisa lagi membendung air matanya, dia pun berlari ke kamar mandi, tetapi “BRUKKK,,,,,,” Septi menabrak seseorang, dia tidak mengetahui siapa yang ditabraknya, dia hanya mengucapkan maaf, maaf, dan maaf hingga septi pun akhirnya melihat orang yang ditabraknya, dia amat terkejut setelah mengetahui orang yang ditabraknya adalah cowok yang membantunya mengambil buku di perpus kemarin, “Lhoh,, kamu,,! Maaf ya tadi gak sengaja!” kata septi sambil mengusap air matanya. “ ia gak apa-apa kok !” jawab cowok itu sambil membantu septi berdiri. “aduh,, maaf banget ya, udah ngrepotin kamu lagi,?”  “ah udahlah gak papa, tapi kenapa kamu tadi nangis,?” Tanya cowok itu sambil menatap wajah Septi yang tertunduk, “nggggakk apa-apa kok!” septi mencoba menyembunyikan tangisannya. “eh iya ,, kenalin nama ku Julian !” kata cowok itu sambil mengulurkan tangannya “aku Septi” jawab septi singkat. “kamu serita ke aku aja, apa masalah kamu hingga kamu nangis,?” septi pun menceritakan semuanya, hingga tak ia sadari air matanya menetes tanpa henti. Tiba-tiba Julian memeluk tubuh septi, septi begitu terkejut tetapi dia juga sangat senang ada yang mau mendengarkan curahan hatinya.
Hari demi hari berlalu, kini Julian dan septi semakin akrab. Julian pun kini merubah penampilan septi dari yang begitu culun menjadi sangat cantik. Berkat Julian pula kini septi menjadi banyak teman. Sore itu Julian dan septi pergi ke toko buku bersama, saat sedang asyik memilih-milih buku tiba-tiba septi jatuh pingsan. Julian amat panic dan akhirnya Julian membawa septi ke rumah sakit terdekat. Setelah dokter memeriksa keadaan septi, Julian akhirnya diizinkan masuk ke ruangan “bagaimana dok, keadaan teman saya?” Tanya Julian dengan penasaran. Sebaiknya nak septi harus lebih di perhatikan lagi karena,,” belum selesai dokter itu bicara septi sudah memotongnya, “ah karena aku terlalu kecapekan,, iya kan dok,,? Yukk An,, kita pulang!” Septi dan julianpun meninggalkan rumah sakit itu. Julian kini curiga, seperti ada yang disembunyikan septi darinya.
Semakin hari septi semakin tampak ceria tetapi di dia selalu tampak aneh di tengah-tengah setiap tawanya, seakan-akan dia sedang menahan sakit yang amat sangat menyiksanya. Hingga sore itu Julian berencana mengajak septi pergi ke pantai untuk melihat sunset. Sambil menunggu menit-menit terbenamnya matahari, Julian menyanyikan lagu{ungu= laguku} yang benar-benar ia nyanyikan dari hatinya untuk septi. Senar gitarpun dipetiknya seiring suara nyanyian dari bibirnya,,
Mungkinkah kau tau,,
Rasa cinta yang kini membara,,
Yang masih tersimpan dalam lubuk jiwa,,
Ingin ku nyatakan,,
Lewat kata yang mesra untukmu..
Namun ku tak kuasa..
Untuk melakukannya,,
(tiba-tiba septi bersandar di pundak Julian)
Mungkin hanya lewat lagu ini,,
Akan ku nyatakan rasa..
Cintaku padamu,,
Rinduku padamu,,
Tak bertepii,,
(terdengar samar suara septi menangis di pundak Julian )
Mungkin hanya sebuah lagu ini,,
Yang slalu akan ku nyanyikan,,
Sebagai tanda,,
Betapa aku inginkan kamu..
“Septi, di detik-detik terbenamnya matahari ini aku ingin jujur padamu, aku ingin mengakui aku sangat mencintaimu sejak pertama kita bertemu, entah mengapa aku selalu tenang berada di sisimu, dan kini aku yakin, kaulah cinta yang selama ini kucari. Septi maukah kau jadi pacarku,?” Julian memegang tangan septi, terdengar makin jelas suara septi  menangis di pundak Julian “Aku juga mencintaimu Julian, aku mau jadi pacarmu” jawab septi dengan nada lemah dan suara tangisannya makin jelas “I LOVE YOU SEPTI” Julian membelai rambut septi yang bersandar di pundaknya “LOVE YOU TOO LIAN” jawab septi.
Kini matahari sudah benar-benar tenggelam, setelah septi mengucapkan kata love you too kepada Julian, Julian merasakan badan septi melemas dan mulai dingin, saat dia mencoba memandang septi ternyata septi sudah memejamkan matanya. “septi,, bangun sayank,, ayo kita pulang,” setelah sekian lama Julian mencoba membangunkan septi, akhirnya Julian pun sadar bahwa raga septi sudah tak bernyawa lagi. Julian berteriak sejadi jadinya dan mencoba membawa septi ke RS terdekat, hingga dokter meyakinkan Julian bahwa septi sudah tiada, dokterpun menemukan selipat kertas di tangan septi dan menyerahkannya pada Julian. Dengan hati tak karuan Julian mencoba tegar membaca surat itu.
Julian,,
Terimakasih atas semua pelajaran dan perhatian yang kau berikan untukku,, hingga akhirnya aku bisa mendapatkan hari-hari terakhir dalam hidupku dengan keindahan dan senyuman.
Julian,,
Maafkan aku karna telah banyak menyusahkanmu, dan maaf aku tak berterus terang padamu tentang penyakitku ini, aku tak ingin kamu mengkhawatirkanku, dan aku ingin semua berjalan menurut alurnya.
Julian,,
Maaf aku harus jujur dan maaf jika kejujuranku ini kau ketahui setelah aku tak lagi di bumi ini bersamamu. Aku hanya ingin kau tau bahwa aku sangat mengagumimu bahkan aku sangat mencintaimu lebih dari seorang sahabat, taoi kini dunia kita tlah beda, aku ingin kau tetap bahagia di bumii ini meski tanpaku, kejarlah cintamu yang lebih indah dariku, dan aku mohon jangan kau teteskan walau hanya setetes air mata dan kesedihan atas kepergianku. Aku ingin kau yakin bahwa aku tetap di sini bersamamu, meski tak dapat menemani ragamu, tapi aku kan tetap bersama jiwamu.

I LOVE YOU
By: SEPTI